gravatar

Pantai Pangandaran Dipasang Pendeteksi Tsunami

Pangandaran - Alat pendeteksi bencana alam tsunami, bantuan dari Dewan Pertimbangan Kepresidenan RI (Wantimpres) dipasang di Pantai Barat Panajung Pangandaran, Kabupaten Ciamis, seusai bencana tsunami 17 Juli 2006 lalu.Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Anggota Dewan Pertimbangan Kepresidenan Budi Santoso, kepada Menteri Kelautan dan Perikanan RI Fredy Numberi yang kemudian diterima Bupati Ciamis Engkon Komara, di sela acara Pangandaran Kite Festival (PKF) 2008 di Pelabuhan atau PPI Cikidang, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Sabtu (19/7/2008).Anggota Dewan Pertimbangan Kepresidenan RI Budi santoso mengungkapkan, alat pendeteksi tsunami yang diserahkan di Pantai Pangandaran tersebut, merupakan alat pendeteksi tsunami pertama yang dipasang di Indonesia. Pendeteksi tsunami yang dipasang di Pangandaran merupakan alat pendeteksi yang dihasilkan dari karya putra-putri indonesia. "Kami berharap masyarakat Pangandaran dan sekitarnya dapat menerima bantuan alat pendeteksi hasil karya bangsa indonesia ini," ucap Budi.Budi mengatakan, kondisi geografis Indonesia yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan pantai, sangat rawan dari bencana. Kehadiran alat tersebut, diharapkan dapat berguna dalam menyelamatkan masyarakat di sekitar pesisir pantai dari bencana tsunami, dengan memperkecil jumlah korban akibat bencana. "Alat pendeteksi bekerja, masyarakat harus cepat merespon melakukan penyelamatan. Karena fungsinya hanya sebatas peringatan bukan pengamanan permanen," kata Budi.Budi berharap, kehadiran alat pendeteksi tsunami yang merupakan karya bangsa Indonesia itu, daapt direspon oleh masyarakat luas, dijadikan inspirasi, menggugah minat masyarakat untuk berpartisipasi menyumbangkan buah pikir menciptakan peralatan yang dibutuhkan masyarakat banyak. "Apalagi di tengah kondisi bangsa saat ini, peran masayarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak di lingkungan sendiri sangat dibutuhkan. Peralatan yang modern tidak harus didatangkan dari luar, bangsa kita pasti bisa membuatnya sendiri," tandas Budi.Budi menyebutkan, sebelum alat tersebut digunakan untuk mendeteksi tsunami yang saat ini dipasang di Pangandaran, sebelumnya alat tersebut sempat digunakan untuk mendeteksi banjir dan semburan lumpur panas, dengan melakukan perubahan pada alat sensor jenis bencana. "Kehadiran alat ini, selain membanggakan masyarakat Indonesia, juga sempat menjadi perhatian masyarakat luar negeri, saat ini pula hadir perwakilan dari PBB menyertai penyerahan," katanya.Budi mengungkapkan, kehadiran alat tersebut dapat dipergunakan semaksimal mungkin, dan diterima oleh masyarakat sekitar. Jangan sampai pencurian peralatan penting seperti terjadi di beberapa daerah, tidak terulang di Pangandaran. "Masyarakat setempat harus sama-sama merawatnya, karena peralatan ini hadir untuk kepentingan masyarakat setempat pula," pungkas Budi.Menteri Kelautan dan Perikanan Fredy Numbery menyebutkan, bencana alam tsunami yang terjadi secara berturut-turut di Indonesia, diawali dari Aceh, yang kemudian satu tahun berikutnya terulang di Pangandaran, Kabupaten Ciamis, mengingatkan kepada kita bertapa pentingnya peringatan dini bencana tsunami. Karena, secara geografis wilayah kita mayoritas terdiri dari lautan. "Untuk itu, saya menyambut gembira partisipasi Dewan Pertimbangan Keprsidenan RI, dengan hadirnya alat pendeteksi tsunami di Pangandaran," ucap Fredy.Fredy mengatakan, bangsa Indonesai patut bangga dengan hasil kerja keras para ilmuan Indonesia, untuk itu diperlukan pendekatan serius untuk mendorong mereka untuk tetap bekerja. Peran pemerintah, harus berani mengalokasikan biaya yang maksimal untuk menciptakan peralatan-perakatan yang diperlukan masyarakat banyak. "Saya intruksikan, kepada pemerintah provinsi, kabupaten dan masyarakat untuk ikut mendorong terciptanya sebuah penataan pesisir pantai yang aman," kata Fredy.Kehadiran alat tersebut, lanjut Fredy, agar dapat bekerja maksimal peran pemerintah provinsi dan kabupaten harus gencar, dalam menyosialisasikan kegunaan alat pendeteksi tsunami itu. Diharapkan dengan kehadiran alat pendeteksi ini, masyarakat tidak lagi khawatir akan bencana tsunami. "Tugas bupati dan jajarannya, untuk melatih masyarakat, untuk memahami kegunaan lat tersebut, juga mengetahui jalur evakuasi dan sosialisasi yang dilakukan saat bencana terjadi. Mudah-mudahan alat ini, bisa bekerja optimal, karena kegunaanya akan dapat menyelamatkan nyawa masyarakat banyak," tandas Fredy.